Kamis, 11 April 2013

Masyarakat Harus Tahu Cara Penanganan Penyakit TB yang benar



Judul Postingan  Masyarakat Harus Tahu Cara Penanganan Penyakit TB yang benar masih dapat diperdebatkan, sebab Ilmu pengobatan  terus berkembang , jadi  yang kita bahas di sini adalah Cara Penanganan TB yang benar menurut Standard ISTC .
ISTC adalah singkatan International Standards for Tuberculosis Care , ISTC  merupakan standar yang melengkapi pedoman program penanggulangan TB Nasional yang di rekomendasikan oleh WHO.
ISTC meliputi standar diagnosis, standar terapi, dan standar tanggung jawab kesehatan masyarakat.
ISTC telah di dukung oleh berbagai organisasi kesehatan baik internasional maupun nasional, antara lain KNCV, ATS, IUATLD, US CDC dan di Indonesia telah didukung oleh IDI, PDPI, PAPDI, IDAI, POGI, PAMKI.
Tujuan ISTC
  1. Memberikan penjelasan standar penanganan TB yang diterima luas di setiap tingkat pelayanan.oleh semua praktisi ( instansi pemerintah dan swasta ) dan harus menggunakannya dalam menangani pasien yang diduga atau menderita TB.
  2. Memfasilitasi hubungan kerjasama yang efektif antar provider dalam memberikan pelayanan bermutu tinggi kepada pasien TB meliputi Semua usia, BTA positif atau negative, Ekstra paru, MDR, Ko-infeksi TB-HIV
Pertanyaan  :
apakah masyarakat luas tahu bahwa untuk menegakkan diagnose penyakit TB pemeriksaan dengan Rontgen adalah pemeriksaan penunjang ? ,
Berikut kutipan cara menegakkan diagnose TB dari Buku Pedoman Nasional pengendalian Tuberkulosis
 “ Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB. penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama.  Pemeriksaan lain seperti foto toraks (Rontgen ) , biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang sesuai dengan indikasinya , Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja
Dibawah ini adalah salah satu slide persentasi Dr. Hari Basuki S., DTMH, MPPM pada pertemuan Hospital DOTS Linkage  di RSOB yang membahas tentang betapa banyaknya terjadi Over Diagnosis bila penegakan diagnose TB hanya berdasarkan Foto Rontgen.
An evaluation of the reliability of x-ray diagnosis under programme conditions in India indicated that more than half of patients who were diagnosed as having tuberculosis on the basis of x-ray did not actually have the disease.  These patients are subjected to unnecessary, expensive, and potentially toxic medicines.
Source: Nair SS. Significance of patients with x-ray evidence of active tuberculosis not bacteriologically confirmed.  Ind J Tub 1974;21:3-5.
Lanjutan pertanyaan diatas “ Bila Pasien Tahu Standar ISTC , Apakah Pasien berani bertanya ke dokternya bila dia didiagnosa TB hanya berdasarkan Rontgen ? , misalnya : dok, menurut yang saya  baca di www.tbcbatam.com untuk menegakkan diagnose TB pemeriksaan dahak merupakan diagnosis utama, kenapa saya tidak dianjurkan periksa dahak dulu ?  bagaimana menurut anda ? berapa persen pasien punya nyali untuk bertanya seperti itu saat ini ?
Sebenarnya pertanyaan diatas tidak perlu ada bila semua klinisi telah menerapkan Standar DOTS TB dalam  penanganan suspek TB,  tetapi kenyaannya berdasarkan laporan dari Rumah Sakit dan Puskesmas  tahun 2011 yang masuk ke Dinas kesehatan Kota Batam didapat bahwa  Pasien TB yang tercatat dan diobati berdasarkan pemeriksaan Dahak ( BTA ) lebih sedikit daripada yang di diagnose melalui Rontgen



http://tbcbatam.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar